Aku ingin mengembarakan kata ke liang perih, ke jantung yang jatuh dan tak lagi dibenahi. Menjual waras yang tak pernah tuntas. Menggadaikan sehat ke rumah sakit dan tak ingin kutebus lagi. Aku menjauhi tabib dan menyangkal resep dokter. Kubiarkan jiwa-ragaku tergeletak pada dipan yang berdamar redup.
Dan aku siaga dikunjungi luka-luka baru, bersama luka
lama yang masih bernanah, darah beku dalam otak yang hampir retak, kulit di
dada yang disobek kehampaan rasa, punggung dicambuk helaan angin nestapa. Sayapku
patah, badanku ambruk nelangsa. Cukuplah aku bercanda dengan linglung, dikurung
murung. Segala muspra telah diijabah tanpa tengadah doa.
24/9/2018
0 Komentar