Ad Code

Responsive Advertisement

Ereksi yang tidak berasal dari dalam celana, melainkan dari dalam kepala

Sejak tadi malam aku bertungkus lumus untuk nyekrol percekcokan antara GM (Goenawan Mohamad) dan Sulak (AS Laksana) selingkung sains. Tentu saja bukan seperti percekcokan antara dua muda-mudi tentang bagaimana keberlanjutan asmaranya (Pokoknya kita putus! Titek) ...

Bagi teman-teman yang haus pasti akan menenggaki korespondensi tulisan mereka. Dan yah, aku adalah termasuk orang yang haus itu. Tak terkira, ternyata dua publik figur senior negeri kita itu (EmmZz, sori kalau ternyata publik figur itu tidak teman-teman tahu, mungkin teman-teman terlalu jauh kalau ngetrip) telah menyulut belasan tanggapan dari penulis/pengamat sains yang senior juga. Padahal semua itu hanya bermula tidak lebih dari sepuluh menit presentasi Mbah GM di webinar saat Ramadan kemarin. Kemudian Sulak merespons via laman pesbuknya.

Dan syahdan, ramailah respons yang bermunculan sebagai suatu diskursus keilmuan, meskipun di beberapa bagiannya ada yang ad hominem, sih. Sementara, aku yang sebagai seorang junior pun belum, yah, dengan segenap kedaifanku hanya mampu merasa terkesima dan terbelalak untuk menyimak semuanya—belasan tanggapan yang kubaca dengan antusiasme tinggi yang setara seperti kanak-kanak yang ingin ngunyah gulali.

Masih baru saja aku menghabiskan balasan Sulak yang, menurutku, sungguh memukul telak. Aku membaca Sulak  sih yah hanya ketika sedang senggang di warung kopi pada hari Minggu untuk numpang baca Jawa Pos—yang mungkin kalau tidak njomblo bisa kuhabiskan untuk ngemal dengan pacar-pacar (imajiner).

Aku tidak punya otoritas untuk menghitung berapa ribu, atau puluh ribu, buku yang sudah dimamah ingatan, renungan, dan nalarnya. Pun dengan GM, yang sudah memanjat usia lebih lama ketimbang Sulak. HmmZzz, seru. Menyadur F. Budi Hardiman, perdebatan mereka masih berada di babak adu mulut di arena tinju. Yapz, tentu saja sebagai penonton tinju, aku tidak akan puas kalau melihat mereka sekadar melayangkan ocehan, bukannya tinjuan, saling memukul kepala hingga remuk.

Arena tinju mereka adalah gelanggang olah diskursus dan kolam renang pengetahuan. Memang tidak ada substansi yang benar-benar baru dari apa yang mereka cekcokkan. Tapi, mana ada kanak-kanak yang bosan untuk jajan gulali lagi di sore hari meskipun sudah jajan gulali di pagi hari?

Jujur saja, aku lebih nafsu lihat dan ngikutin yang beginian ketimbang lihat cewek-cewek centil yang goyang aduhai di akun TikToknya. Ini terang-benderang menunjukkan padaku bahwa ada ereksi lain yang tidak berasal dari dalam celana, melainkan dari dalam kepala.

9/6/2020



Posting Komentar

0 Komentar