bocah kumal di pojokan
di
bawah tenda selebar badan
terasing
dari kehidupan
dari
perkampungan
dari
deru kenyamanan
bergumul
dengan debu dan keraguan
“ya Allah,
apakah aku harus mati?”
tak ada
sepoi angin
tak
juga mendung beriring-iring
tapi
sekejap saja
dari
pucuk khatulistiwa
denyaran
ayat-ayat menyambarnya
dengan
doa dan sebungkus hadiah
“kau,
Nak, sudah hidup.” kata Nenek Tua dari balik badannya
waktu
berputar tanpa gentar
ruang
terjungkir tanpa bergetar
gemawan
meloncengkan halilintar
mendung
berporak-porak keliaran
arakan
angin berkeliaran
bocah
kecil di pojokan
sedang
bersyukur penuh gelinjang
“alhamdulillah, aku sudah hidup!”
ia haus meneguk Kehidupan
^Ditulis pada 2017
0 Komentar