Ad Code

Responsive Advertisement

Mimpi dan Medan Kreativitas

Umumnya, sebuah mimpi akan mulai disadari sebagai mimpi saat kita mulai terjaga. Kemudian kita tahu bahwa itu cuman mimpi dan mulai mengingat fragmen-fragmen detailnya. Acap kali kita bergumam menyimpulkan secara rasional, "Mimpi yang aneh." Tepat sekali untuk mengatakan bahwa mimpi kerap menampilkan konfigurasi-konfigurasi melampaui kalibrasi fenomenal kita di dunia riil ini. 

Satu-satunya alasan terkuat secara saintifik mengapa hal itu terjadi ialah, bahwa saat kita sedang bermimpi, korteks prefrontal [tempat penalaran logis, verbalisasi analitis, dan rasionalisasi kontur kenyataan] di otak kita sedang nonaktif, dan sebagai gantinya, hipokampus dan amigdala [aspek emosional dan memorial] di otak menjadi aktif dan bahkan lebih aktif ketimbang saat tengah terjaga. Sederhananya, mimpi selalu berkaitan dengan proses kreatif. 

https://unsplash.com/photos/gV6taBJuBTk

Proses kreatif tidak akan efektif, bahkan tidak berlangsung, bila penalaran logis dan rasionalisasi analitis secara ketat selalu membayang-bayangi. Oleh sebab itu, mimpi menjadi medan di mana seseorang tengah mengeksplorasi hal-hal artistik dan kreatif, juga sekaligus filosofis, yang tidak akan mungkin bisa ditemukan di luar dunia mimpi. 

Betul sekali untuk menandaskan bahwa mimpi kita tetap saja disulam dari fragmen-fragmen dunia riil kita, bahwa tokoh, latar, cerita, dan bahkan bahasa diadaptasi atau bahkan diadopsi secara langsung dari dunia fenomenal yang riil ini. Walakin, kesemua itu diramu sedemikian kreatifnya sehingga kita bahkan acap menemukan, dengan penalaran rigoris saat terjaga, ketidaksesuaian dunia mimpi dengan dunia riil [satu contoh kasar: aku pernah bermimpi membidani seorang ibu yang sedang bersalin di gang pinggir rumahku]. 

Sesuatu yang tidak mungkin terjadi di dunia riil bisa terjadi di dunia mimpi sekalipun ia sama sekali tidak sesuai, atau bahkan tidak [akan] pernah bisa sesuai, dengan sesuatu yang mungkin di dunia riil. Pada titik inilah apa yang kita sebut kreativitas tengah menyembul dan bekerja. 

Penting dicatat, sebagaimana telah diuraikan di muka, bahwa kreativitas tidak pernah bertolak dari ruang vakum, karena kreativitas tidak lebih dari mengambil kontur informasi yang sudah kita miliki dan kemudian merajutnya ulang (atau menciptakannya) untuk menjadi kontur baru dengan cara yang segar dan mengesankan. Juga seperti itulah mimpi, tempat kreativitas menumpahkan dirinya tanpa kendali atau kontrol dari nalar dan narasi---sekalipun keduanya menjadi latar belakang utama dari mimpi dan kreativitas itu sendiri.[]

8/2/2023

Posting Komentar

0 Komentar