Kekasih, saat kau membaca ini, kau
membaca diriku.
Saat kau membaca diriku, kau
membaca dirimu (sebab, “di mana pun kau menghadap, di situlah wajah Rindu”).
Saat kau membaca dirimu, kau
membaca Tuhanmu (sebab, “barangsiapa mengenal dirinya, maka ia mengenal
Tuhannya”).
Saat kau membaca Tuhanmu, kau
membaca diriku (sebab, kita bersaksi tiada tuhan selain Cinta).
Saat kau membaca diriku lagi, kau membaca
dirimu kembali (sebab, “dan Rindu adalah utusan Cinta”).
Saat kau membaca diriku, kau
membaca ini lagi (sebab, Cinta mengepungmu di segenap penjuru rindu).
… dan seterusnya, siklikal ad infinitum∞
0 Komentar