Ad Code

Responsive Advertisement

Masih tetap kujaga mata ini

Masih tetap kujaga mata ini, meski sekelebat-kelebat sempat kalap. Dari dinding jam yang tersangkut di tembok pengap, dua puluh empat jam bukan sekadar. Kuhitung kedipanku seperti bocah menghitung gemintang di langit nun. Lagi dan lagi, tiada henti. Akankah di antaranya membawaku di hadapanmu: pusat waktu?

Angin mencibir, memberi hawa getir. Aku belajar menangkap isyarat, meraba tubuhnya yang dingin, memahami ingin. Tak dapat. Ternyata ia menggoda, menelikung hadirku, menjebak khusyukku, melemparkanku pada perabaan semu. Ini bukanlah tujuanku, mengetahui rahasia dari apa-apa adalah bukan apa-apa, tiada guna. Dan kutabung detak jantungku di guci ilafi yang akan selalu suci. Masih tetap kujaga mata ini.

*7/7/2018



Posting Komentar

0 Komentar