Ad Code

Responsive Advertisement

Purbaloka

angin membawa kabar baik merasuk ke telinga, ia berbisik

“cerita-cerita purba, cerita-cerita kita berdua,

temukanlah! temukan diam-diam di (d)alam sana.”

nalar terhenyak kalap

masih mengasuh ragu yang mengakar di kebun gelap

 

angin menjalar ke kalbu

memberi petunjuk, menjadi penunjuk

“ada batu alkemis tua yang penuh lumut.”

menghamburlah gaduh kabut di setiap sudut

“lumut-lumut akan raib bila diraup melalui berlutut dan bersujud.”

“bagaimana? bagaimana?” seru seluruh kata

kepala angkasa menunduk seketika

mengerut dan menyusut

perut bumi amblas melekuk hingga dua titik terantuk

 

: bersisa senoktah mandala

angin menyuruh masuk, “Masuk!”

nalar tak menggeleng dan tak juga mengangguk

nyawa bergeming, suara mencandra rahasia hening

hanya nging angin yang berdenging

“itulah cerita-cerita purba, cerita-cerita kita berdua,” pemilik suara menerjemah anestesia kata

Posting Komentar

0 Komentar