angin membawa kabar baik merasuk ke telinga, ia berbisik
“cerita-cerita
purba, cerita-cerita kita berdua,
temukanlah!
temukan diam-diam di (d)alam sana.”
nalar terhenyak
kalap
masih mengasuh
ragu yang mengakar di kebun gelap
angin menjalar ke
kalbu
memberi petunjuk,
menjadi penunjuk
“ada batu alkemis
tua yang penuh lumut.”
menghamburlah
gaduh kabut di setiap sudut
“lumut-lumut akan
raib bila diraup melalui berlutut dan bersujud.”
“bagaimana?
bagaimana?” seru seluruh kata
kepala angkasa
menunduk seketika
mengerut dan
menyusut
perut bumi amblas
melekuk hingga dua titik terantuk
: bersisa senoktah
mandala
angin menyuruh
masuk, “Masuk!”
nalar tak
menggeleng dan tak juga mengangguk
nyawa bergeming,
suara mencandra rahasia hening
hanya nging
angin yang berdenging
0 Komentar