Ruang merupakan citra tiga dimensi atas situasi aku-tubuh sedang mendiami—baik fragmentasi atau kemenyeluruhan—fenomena. Lalu, apa itu waktu? Apakah sekuensi lampau-kini-nanti? Laksana air sungai dari hulu ke hilir? Absolut atau relatif? ...
Bukankah waktu adalah ritual? YapzZz, waktu adalah
ritual atas situasi intensional, peribadatan heterodoks, eksistensial dan kesubtilan
imajinal, serta yang menjangkarkan dirinya pada in-der-welt-Sein.
Waktu menjelma kecamuk Sang Kala yang gusar bukan
karena estetika tak datang “tepat waktu”, melainkan karena situasi kecemasan
adalah aspek psikoanalitik atas simera (chimera) yang “tidak tahu”,
sesuatu yang entah, tampak eskaton, memestaporakan aporia di
Logika Antah-Berantah. Hell Yeah! Hah?!
Terlalu rumit, pikiran yang tak berpikir ... aku lebih
memilih meneguk puisi dan menulis kopi ... untuk pacarku. Pacarku yang itu,
yang-satu, yaitu Waktu.
*23/3/2019
0 Komentar