Di Sepanjang Taman
Tak pernah ada
kemarau paceklik
Laki-laki tak ada
yg mengemis
karena di hatinya
siang dan malam
cinta bergerimis
Di Sepanjang Taman
Air mata tak
pernah menetes meski hanya senoktah
Tak ada para
perempuannya yang tersakiti hatinya
Sebab laki-lakinya
menjadi simbol setia
Di Sepanjang Taman
Kau hanya akan
menyaksikan bebungaan
Yang tumbuh di
taman dada-dada para pencinta
Laki dan perempuan
saling merindu-dendam
Seperti gemuruh
yang bersahut-sahutan
Di Sepanjang Taman
Masjid-masjid
berdiri dalam cantiknya paras para perempuan
Oleh karenanya
perempuan-perempuannya menjadi jalan
Yang membimbing
laki-laki pada haribaan keindahan Tuhan
Di Sepanjang Taman
Tak akan pernah
kausaksikan
Selain hanya Taman
yang diturunkan langsung dari sorga keabadian
Dan Tuhan,
bertengger di harumnya mawar-mawar yang mekar
Di Sepanjang Taman
Sepanjang itu kau
akan berjumpa keindahan Tuhan
^usai Jumatan, di
Sepanjang Taman, 20/10/2017
0 Komentar