Ad Code

Responsive Advertisement

Hari Kartini kini dirayakan sebagai hari pakaiannya

^Ditulis pada 21/4/2018

Hari Kartini kini dirayakan sebagai hari pakaiannya, bukan hari pemikiran dan cita-citanya. Padahal, Kartini merupakan benih awal yang tertanam di tanah dan air hujan mengguyurinya hingga ia menumbuh-kembangkan bunga-bunga: bagi hidung yang merengkuh harumnya dan bagi mata yang terteduhkan bila memandangnya.


Orang-orang mungkin sudah menganggap tidak penting untuk membaca biografi hidupnya (yang menunjukkan idealisme egalitariannya), tetapi malah telah menjadikan penting perayaan pakaiannya. Seorang Kartinisme tidak mungkin melakukan hal yang belakangan, karena ia musti paham benar perihal antara pakaian dan pikiran, antara tudung dan isi, atau antara yang tampak dengan yang di balik tampaknya.

Dan yang terakhir, Hari Kartini bukanlah Hari Quotes, dengan penuh euforia kita mengedarkan quotes-nya di mana-mana tanpa tahu-menahu ‘bagaimana mewujudkannya’. Padahal, kondisi saat ini adalah perwujudan dari gelora hikmah aforistik Kartini. Namun, tanpa resah dan merasa berhutang, kita malah hanya selebrasikan aforismenya dengan meninggalkan perwujudannya. Ini riil, kan?[]

Posting Komentar

0 Komentar