Ad Code

Responsive Advertisement

Kiat bulan madu tanpa bulan dan tanpa madu

Pada suatu hari hiduplah dua botol kecap kosong yang bertengger di kepala seonggok dandang. Wiyu-wiyu-wiyu (bunyi teror pinjol dari batin seorang insan). Keduanya dijuluki sebagai pasangan serasi manula yang apa pun makanannya, minumnya tetap teh botol kecap. Jeriken di samping gas elpiji yang berisi guratan tahi tikus menunjukkan bahwa estetika tak perlu galeri seni: suatu penumpahan kreativitas jajaran petugas kebersihan berbaju terpal.

Mari kita masuk ke dalam pokok persoalan kita saat ini: bulan madu (honeymoon).

Secara etimologis, honeymoon berarti kemesraan dari dua kerupuk yang digantung di jemuran bersama kutang aluminium dan cawat kawat. Hal itu merupakan derivasi epistemologis dari tatanan pemerintahan berkedok arisan PKK dan rasan-rasan sistematis. Bulan madu menjadi semacam lomba panjat pinang saat Agustusan di mana para peserta memanjat pinang dengan ilmu kanugaran dan kemudian bisa memetik daun-daun penderitaan.

Persoalannya adalah bagaimana kalau seorang jomblo tanpa pasangan? Apakah ia bisa ber­honeymoon? Ini persoalan yang telah dikaji oleh para matematikawan sejak zaman Babilobabigue. Tapi intinya para filsuf politik mengemukakan bahwa setiap jomblo berkaleng rombeng punya hak untuk berbulan madu. Oleh sebab itu, kita akan bermanuver secara rombongis dan gerobakis untuk mendedah persoalan kandang dan sangkar burung—burung yang disangkar dalam kegelapan, kegelapan dan kepengapan: burung dara woyyy!

Burung lovebird dan murai memang memiliki relevansi aksiologis dengan cita-cita seorang insan untuk melamar tiang pujaannya—tiang dan gardu listrik yang membuat sayur-mayur kejang-kejang secara indah. Awas, tarif pijat sekarang mengalami kenaikan, 150.000 rupiah, belum termasuk diblender dan es batunya. Dengan demikian, jus alpukat memang pantas sebagai mahar untuk mempelai wanita pujaan hati.

Berdasarkan deep interview yang saya lakukan kepada beberapa ekor kucing dan kadal kampung di gang sebuah desa para duda alien, saya menemukan tiga gepok cabai masai dan dua ratus biji selasih sedang berjalan pergi kondangan—ingin makan soto, es buah, dan tanpa bawa amplop: cukup transfer energi kemelaratan dengan telepati. Lebih lanjut, kondangan merupakan ejawantah dari panggilan mempelai untuk berdonasi secara sukarela, entah itu dalam rangka menanam, menabrak, atau memompa.

Apa jadinya bulan tanpa madu dan madu tanpa bulan? Adalah saos kecap untuk seonggok pentol yang terbuat dari paving dan kalajengking; Adalah keturunan pohon pisang yang menjadi guling, menjadi teman tidur tiap malam; Adalah sekelumit prasmanan khas kucing Anggora dalam tragedi akad utang-piutang yang marah-marah saat ditagih.

Saya ulangi sekali lagi, seekor jomblo punya hak untuk berbulan madu dengan segepok tiang atau ayunan, atau segala jenis kabel dan tabel beserta diagram muntaber dan skala darah tinggi. Ini hasil integrasi ilmu akuntansi dan ilmu persantetan. Selain itu, statistika dan ilmu ukur lingkaran perut menjadi salah satu mata kuliah wajib untuk mendapat gelar M.Ag (Magister Alam Gaib).

Pokok persoalannya kini semakin gelap dan gulita dan sekaligus bersifat dangdutan (aselole!). Bulan madu merupakan sembarang peristiwa yang berkaitan langsung dengan dunia ojol dan pinjol. Tak dapat dielak, akhiran “jol” selalu mendominasi disiplin ilmu hitam dan pink and yellow. Makanya, kemesraan selalu muncul dari kedalaman 150cm, yang digali-gali dengan sendok dan garpu oleh para tukang gali kubur. Mi instan, kubis, dan sawi, menjadi berhala absolut para paganis di Era Romawi. Namun, gorengan lebih populer pada Abad Pertengahan, lantaran ia menjadi santapan ekaristi di gereja-gereja luar angkasa.

Apa jadinya jika bulan madu sendirian? Alam mengajarkan bahwa pasangan merupakan senyawa kimia organik dan elektromagnetik dari kumpulan batu bata dan karung beras. Makan, minum, tidur nyungsep, makan, minum, tidur nyungsep, makan, minum, tidur nyungsep sampai malaikat maut meminangmu. Inilah rahasia dari rumus belah ketupat dan belah duren.

Ringkasnya, bulan madu merupakan fenomena gaib, sehingga diperlukan tenaga gaib untuk menjalaninya, dan Anda pasti tahu bahwa tak ada yang lebih gaib dan luar biasa dari seonggok jomblo yang berani memutuskan untuk bulan madu tanpa sebuah sedotan dan es teh jumbo. Pada kening tupperware-lah seonggok bibir buncit si jomblo melabuhkan kecupannya. Dengan demikian, mengunyah paku menjadi upacara daden-daden untuk memperingati Hari Pancasilat Pagar Nusa yang menjadi ideologi negara: sebuah pabrik dan industri perklutikan.

Selamat berbulan madu, duhai para kumpowan dan kumpowati. Semoga Anda sakit-sakitan selalu. Salam kluter (klutik terrr)![]

Posting Komentar

0 Komentar