Teks yang hidup bukanlah teks yang bunuh diri saat dibaca, dan bukan pula teks yang impoten dan mandul kala berhadapan dengan pembacanya, sehingga ia mampu menyetubuhi bertubi-tubi liang pikiran serta dapat berbiak menjadi gagasan.
*23/9/2022
- Angga Arifka
- Sedang studi kumpritologi
0 Komentar