Ad Code

Responsive Advertisement

Aku menabung sedih dan rengsa semenjak dua abad lalu

Aku menabung sedih dan rengsa semenjak dua abad lalu, saat dua puluh kapal berlabuh di pematang sawah yang gagu. Sejak kata-kataku menua di uban sejarah, segenap gelisah menjalar melalui hirupan napasku yang lara.

Kini aku tak lagi untuk, sebab aku tahu waktu tak pernah kantuk. Bagaimana mungkin aku merengkuh ingin, kalau-kalau aku saja begini ringkih menggenggam dingin? Lumati saja kerapuhanku, duh Gelisah, sebab aku sungguh-sungguh tahu bahwa, secangkir getir di meja berdebu itu tak pernah bisa tumpah.

*5/11/2019

https://tinybuddha.com/


Posting Komentar

0 Komentar