Seorang murid bertanya pada Guru Zen-Buddhisme, “Guru, apakah di dalam dunia yang secara fisik dan material berubah-ubah ini, kita dapat menjumpai kebenaran yang tak berubah dan abadi?”
“Ya, kita dapat. Kebenaran itu seperti bunga-bunga
indah yang tumbuh di pot atau pun pekarangan rumah. Meski layu dengan cepat,
tapi mereka tidak pernah berhenti mekar.”
Kebenaran dapat ditemukan dalam pelbagai hal dan
kegiatan, bukan hanya saat di atas sajadah atau di dalam gereja. Melihat kucing
yang melahap sisa makanan, memandang awan yang berkarnaval, mencuci piring,
menyisir rambut, menyapu lantai, menggembala domba, mendengarkan suara kipas
angin, membicarakan hal yang remeh-temeh, menyaksikan lalu-lalang kendaraan,
dan sebagainya, adalah manifestasi dari Kebenaran yang tak berubah dan abadi.
Maknanya ditangkap melalui kesadaran
supra-egosentrisme (keadaan impersonal untuk terjaga dan ingat). Oleh
karenanya, Siddhartha Gautama pernah berkata, “Janganlah kalian pergi
bermeditasi ke tempat sepi, tetapi di mana saja selalulah berada dalam suasana
meditatif.” Dan terakhir, meditasi bukanlah kesadaran, melainkan menghilangkan
kesadaran, sehingga berhenti berkata, “Aku sedang meditasi.” Dan berhenti
bertanya, “Siapa yang sedang meditasi?”
*28/4/2019
0 Komentar