Saat aku mengaduk kopi di dalam cangkir perwujudan, aku men(curi)dengar ibuku melakukan percakapan intim dengan kawan-kawannya di laboratorium saintifiknya, yaitu dapur.
“Tolong bebaskan aku, Nyonya, aku tak ingin kau masak.
Ini rasanya sakit sekali,” kata Kubis, Kacang Panjang, dan Wortel.
“Tidak, aku tidak akan membebaskanmu. Jiwa-jiwa rendah
harus dimasak hingga matang agar tak ada penghalang untuk dapat menanjak ke
haribaan Yang Maha Sempurna. Kalian harus mendidih agar jiwa rendah kalian
terlepaskan dan dipanggil Induk Wujud dengan keadaan jiwa yang telah tenang,”
gumam ibuku.
Ibuku dan semua ibu kita adalah seorang alkemis (ahli
alkimia) yang dapat meng(g)ubah seonggok tembaga menjadi sebongkah berlian
berharga.
Kopiku berkata, “Seduhlah aku dengan air panas dan
aduklah jiwaku, lalu seruputlah ke bibirmu duhai sahabatku, agar aku dapat
bergabung dengan dirimu dan menunaikan doa kepada Tuhanku.” Sebatang rokok
menjadi saksi atas sembahyang kami.
Selamat pagi jangan lupa menunaikan ibadah ngopi...[]
*22/3/2019
0 Komentar