Ad Code

Responsive Advertisement

Aku-engkau menatap ratap yang bernyanyi gegap,

Aku menatap ratap yang bernyanyi gegap, menguarkan madah bernada gagap. Berkeliling ke liuk-lekuk dan peluk-jeluk di hamparanmu menjadikanku langkah kaki tangguh tanpa lesu untuk terus menuju.

Menangis, mengikis hati yang iblis; Meringis, mengiris bengis yang terbaptis.

Kata yang darinya dunia tercipta, melengking tanpa sudah-sudah, membawa telinga ke tepian ra(ha)s(i)a. Tenang-tenteram-teman-mendengarkan-kesunyian, membasuh pendengaran yang tersumpal kotoran.

Mayapada: mimpi-fantasi-duri-ilusi-lari-halusinasi-deformasi-animasi-persepsi-mati, hanya tabuhan orkestrasi dan nyanyi barzanji—ia mengembarakan detak pada lawlak-lawlak maa khalaqtu al-aflak. Falak bersorak mengerlingkan arti bagi puing-puing yang takberarti, yang tanpanya hanyalah serupa tiada, separas taknyata, seperti entah.

Engkau menatap ratap yang bernyanyi gegap, menguarkan madah bernada gagap. Berkeliling ke liuk-lekuk dan peluk jeluk di hamparanku menjadikanmu langkah kaki tangguh tanpa lesu untuk terus menuju: aku, sajak perjalanan kunmu.

*10/9/2020



Posting Komentar

0 Komentar