Arak-arakan angin sedang barkarnaval mencumbuku, mengecup pipi merahku lebih ganas dari bibir bergincumu. Seperti karapan dedaunan yang bergerisik, pun bibirmu di wajahku meniup berisik.
Kepada angin, kepada bibir, kepada desir, kepada
basah, kepada desah, kepada desau, kepada racau, kepada langit, kepada langut,
kepada gelisah, kepada ria, kepada iman, kepada bimbang, kepada kilauan, kepada
muram;
arak-arakan angin tetap riang mencumbuku, mengecupi
(mim)pipiku hingga tubir getir dan mengguyur kuyu tubuhku yang dihuyung-huyung
oleh sapuan waktumu, a n g i n (-k u)
*19/8/2018
0 Komentar