Kata ajaib pertama, bagiku, adalah “puisi”. Kata ini sangat ajaib. Saat sedih, cemas, atau bahagia, aku selalu ingat bahwa hidup hanyalah puisi yang dahsyat. Aku sering merasa gembira karena kata itu. Aku menjadikan hidupku puisi untuk diriku sendiri.
Kata kedua adalah “di sini”. Aku selalu harus
menempatkan diriku, kesadaranku, di “di sini”. Di mana pun aku berada, aku
menyadari bahwa aku selalu memukimi kata “di sini”. Aku menyangkal “di sana”
karena itu hanyalah ilusi.
Kata ketiga adalah “sekarang”. Aku harus melabuhkan
diriku, hal eksistensialku di dalam sekarang. Bagaimanapun aku dapat
membayangkan urutan waktu, silam-sekarang-kelak, aku hanya memastikan diriku
bahwa hanya “sekarang”, atau “saat ini”, yang merupakan rumah keberadaanku.[]
*19/10/2020
0 Komentar