Ad Code

Responsive Advertisement

Kekasih, kuanggap kau sebagai buku cintaku

Kekasih, kuanggap kau sebagai buku cintaku yang kubaca setiap aku haus tubuh paragrafmu. (Dan aku adalah Zulaikha yang identitasnya diteguk Yusuf—karena Cinta adalah minum tanpa perlu haus.)

Kau sajak-sajak jagat yang disenandungkan padaku tanpa logat. Kau adalah nyaring puisi hatiku yang kudeklamasikan di panggung semesta semestiku. Kaulah bisik ritmik bertubuh musik yang nyatu dalam ucapku. Kau adalah gerak angkasa raya, gerakku jiwa dan raga.

Kaulah mantra prosaku yang banjir merah darah rindu, mural moral nuraniku, rapal nanar naluriku, gelepar lapar nalarku, mekar mawar dadaku, dan lembar asrar lubukku. Kau adalah ke(ber)adaanku dengan segenap dirimu yang penuh aku.

Memantul ke cermin menjelmamu, kekasih; Memantul ke cermin menjelmaku, kinasih.

*2/10/2018



Posting Komentar

0 Komentar