A tidak bisa dan seharusnya in toto tidak boleh dengan naif berkata ke B yang tengah terperosok terjungkal-jungkal di Palung Mariana, “Nikmati saja sup kehidupan ini :),” sembari memasang senyum manis gulali. Padahal, lacurnya, dengan sangat mencolok mata, si B hanya punya dan hanya sedang menggenggam garpu berdarah-darah, dan sama sekali belum nian pernah merasakan manisnya gula.
Di sinilah A, alih-alih dengan berlagak heroik
menamparkan wejangan dan memukulkan pentungan khotbah, semestinya memberikan
sendok agar bisa menyesap serta menikmati sup kehidupan, dan semestinya juga
mendulangkan gula agar tahu bagaimana rasanya tersenyum manis gulali.
*20/9/2022
0 Komentar