Ad Code

Responsive Advertisement

Manusia dipaksa berendah hati

Kemampuan prediksi yang bercorak mekanistik-deterministik dalam sains klasik sudah jelas-jelas tak dapat dioperasikan untuk membekuk palung realitas. Satu hal diukur, hal lain luput—posisi dan momentum/kecepatan.

Ketidakpastian ini hanya bisa diketahui dalam, dan hanya dalam, tindak-pengukuran. Tanpa tindak-pengukuran, apakah pertikel sungguh-sungguh bertingkah demikian, sebagaimana tersingkap saat pengukuran, tidak pernah bisa dipastikan, dan memang tak ada yang sanggup memastikan.

Hanya kementakan/kebolehjadian dari suatu peristiwa semata yang dapat diharapkan dari pengukuran. Dunia-di-sana tak betul-betul distingtif dari pengamat-di-sini. Saat observasi dilakukan, ganjilnya, objek kuantum berelasi dengan peralatan eksperimen yang kemudian membebankan suatu elemen ketidakpastian yang baru.

Di titik inilah manusia dipaksa berendah hati bahwa apa yang ia amati bukanlah alam secara telanjang, melainkan alam yang tersingkap melalui dan dengan metode observasi manusia belaka.[]

*18/9/2022

Fancesco Ciccolella


Posting Komentar

0 Komentar