Ad Code

Responsive Advertisement

Dua kecenderungan dalam penyimpulan

Katakanlah di sebuah kantor dekat dengan jalan raya, seorang pegawai melihat sendiri cangkir kopinya sedang bergetar. Apa yang ia simpulkan?

Tergantung kepercayaannya. Ia mungkin lebih menyimpulkan, “Ini karena ada truk besar yang sedang melintas,” kendati ia benar-benar sama sekali tak [harus] menyaksikan/mendengarkan langsung adanya/suara truk besar yang melintas tersebut.

Dengan orang yang sama, tetapi kepercayaannya berbeda, akan disimpulkan, “Ini merupakan efek kekuatan spektral.” [Catat: entitas spektral tak harus selalu muncul di malam hari dan di situasi sepi.]

Tak pernah tidak, penyimpulan kita sungguh-sungguh menjangkar pada “kecenderungan kepercayaan” kita. Kedua penyimpulan yang tampak diametral itu niscaya disokong oleh “kepercayaan-atas-sesuatu”; entah sesuatu itu merupakan kausalitas-empiris atau kausalitas-nonempiris. Kedua-duanya tetaplah “kepercayaan-atas-sesuatu”.

Seseorang yang telah merasa paling rasional dan kompatibel dengan pandangan dunia sains modern sesungguhnya tak berhak mendaku diri sebagai superior dibanding orang-yang-percaya-pada-entitas-spektral. Sebab, yang terakhir juga bekerja dengan rasionalitasnya sendiri.

Yang selalu luput dicatat adalah bahwa sains itu juga betul-betul onggokan mitos, persis seperti kepercayaan-atas-yang-spektral/supranatural. Selalu saja ada hal-hal yang belum atau tak terjelaskan atau tak dapat dijelaskan oleh sains, tetapi kita terus berkanjang, “Kita cepat atau lambat akan bisa menjelaskannya.” Ini merupakan arogansi yang perlu diapresiasi. Sementara, di sisi lain, menumpukan pada “entitas-yang-spektral” adalah jalan pintas, dan ini merupakan keluguan dan kerendahhatian yang, tak dapat dielak, [mungkin] patut disesalkan.

Postscriptum:

Mungkin seseorang bertanya dengan penuh kuriositas sekaligus melindur, “Lalu mana yang [setidaknya] lebih benar antara ‘mitos sains’ atau ‘mitos okultisme’?” Kerap kali kita belum sungguh-sungguh mafhum bahwa sesungguhnya “[k]ebenaran itu laksana jebakan”; kau tak akan dapat memerangkap atau menjebaknya kecuali, dan hanya kecuali, kau telah terperangkap atau terjebak di dalamnya. Asyik betul, kan?[]

*4/10/2022




Posting Komentar

0 Komentar