Perempuan yang [telah] keluar dari matriks adalah setara dengan laki-laki yang [telah] keluar dari matriks, dan laki-laki yang belum/tidak keluar dari matriks setara dengan perempuan yang belum/tidak keluar dari matriks.
(Body note: Matriks adalah bangunan besar
mencakup-segala yang diiyakan begitu saja oleh sembarang orang yang merambati
gurita sistem yang melilit kuat-kuat bahkan hingga pada aras kesadaran—KBBI Kumpritologi
Cetakan ke-1200, tahun 2123)
Di dalam salah satu kitab suci ditandaskan, “Perempuan
yang terjebak di dalam matriks adalah untuk laki-laki yang terjebak di dalam
matriks, dan laki-laki yang terperangkap di dalam matriks itu untuk perempuan
yang terperangkap di dalam matriks pula; sementara, perempuan yang telah keluar
dari matriks itu untuk laki-laki yang telah keluar dari matriks, dan laki-laki
yang telah keluar dari matriks itu untuk perempuan yang telah keluar dari
matriks pula” (Terjemahan QS. 24: 26 versi Kumpritologi).
Pernikahan memang sebuah matriks, tetapi apabila
disasarkan sebagai “alat untuk keluar” dari matriks secara bersama-sama, maka
inilah yang dapat ditafsirkan sebagai kondisi “sakinah” pada aras ontologis.
*23/12/2022
0 Komentar